Minggu, 11 Maret 2018

Menuju Bunda Produktif

Bismillah..
Minggu ini belajar menjadi bunda yang produktif. Kami diminta untuk mengikuti Talents Mapping dr web temubakat.com.  Setelah mengisi kuesioner di link di atas, saya mendapat hasil nya seperti gambar yang ada dibawah.
Hasilnya ya memang saya banget, saya ini tipe orang yang suka servicing. Suka melayani orang, suka menyenangkan orang, bahkan cenderung suka "ngalahan"

Belajar Menjadi Manajer Keluarga Yang Handal

Bismillah
Seharusnya minggu ini sudah mengerjakan nhw#7, tetapi minggu ini mengerjakan dobel nhw#6 dan nhw#7. Kenapa? Karenga minggu kemarin saya tidak mengerjakan nhw#6.
Kenapa? Entah kenapa dua minggu ini saya sedang merasakan lost motivation. Rasanya, saya kehilangan tujuan hidup. Tiba tiba saya merasa sedih lagi menghadapi LDM, tiba tiba saya teringat betapa inginnya saya bisa hidup mandiri setelah menikah. Tetapi bahkan sampai hampir 4 tahun pernikahan, kita masih belum menemukan jalan. Allah belum mengijinkan kita, belum mempercayai kita untuk hidup mandiri.
Kenapa? Kenapa? Dua minggu ini rasanya pertanyaan itu membuat saya kehilangan semangat untuk melakukan segala sesuatu.
Hari ini, malam ini, saya coba membuka handphone lagi, coba membaca kembali materi materi matrikulasi, mengumpulkan semangat untuk belajar. Saya menangis, entah kenapa.

Nhw#6 kali ini membahas tentang belajar menjadi manager keluarga yang handal. Seorang ibu memang harus dituntut profesional dan multitasking. Mengatur segala hal tentang rumah, anak, suami. Seharusnya seperti itu, tapi saya merasa saya masih terlalu jauh untuk menjadi ibu profesional. Saya memang tidak mengharuskan diri saya untuk bisa menjadi ibu yang perfect, karena anak tidak butuh ibu yang perfect, dia butuh ibu yang bahagia.
Bahagia itu saat segala hal berjalan dengan baik dan sesuai rencana kita. Tapi segala sesuatu tidak mungkin akan selalu berjalan sesuai harapan kita. Karena itu saya akan membagi kegiatan kegiatan dalan dua kategori yaitu paling penting dan tidak mudah penting.

#Tiga aktivitas yang paling penting
a. Beribadah : konsistenkan diri untuk sholat tepat waktu.
b. Menyiapkan kebutuhan anak : memasak, memandikan, menemani bermain
c. Beberes rumah

#Tiga aktivitas yang paling tidak penting
a. Main HP saat anak tidur siang
b. Menunda pekerjaan karena masih ingin bersantai
c. Menonton film terlalu lama

#Kalau ditanya waktu saya habis untuk yang mana?
Yang aktivitas penting tentunya, menyiapkan kebutuhan suami dan anak khususnya

Minggu, 25 Februari 2018

Learn How to Learn

Bismillah
Senin pagi, kembali LDM lagi sama suami. Saat suami berangkat, saya selalu berdoa, semoga Allah paring jalan, untuk bisa segera berkumpul. Dahulu kalaa, waktu awal awal LDM, betapa saya marah dengan keadaan, betapa saya kecewa dengan keputusan suami. Tapi, semua emosi negatif tersebut sama sekalibtidak ada gunanya, saya pelan pelan belajar bersabar, belajar nriman. Saya tahu, bahwa suami saya juga sedang berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga.
Waktu itu setelah menikah saya LDM, merasakan jauh dari suami saat hamil, karena saya masih bekerja saat itu. Saya marah, saya kecewa, saya lelah, saya ingin resign, tapi belum dapat ijin dari suami. Saya belajar lagi, pasrah ikhlas jalani saja, insyaAllah ada jalan. Akhirnya saat hamil 7bulan, ada jalan untuk resign dan berkumpul bersama suami.
Kisah LDM belum usai, karena Allah masih ingin saya belajar lebih tentang sabar pasrah dan ikhlas. Setelah anak usia 2tahun, suami dipindah tugas. Alhamdulillah, senang sekali rasanya, karena itu artinya suami naik grade, buah dari kerja kerasnya. Saya berfikir, oke nanti kita cari kontrakan atau kos saja ditempat yang baru. Tapi ternyata karena satu dan lain hal, suami kembali memutuskan untuk LDM saja dahulu, sambil nabung buat beli rumah di tempat yang baru.
i feeling meh, rasa kecewa kembali datang. Tapi saya tidak kembali larut seperti dulu, saya lebih bisa mengendalikan diri dan emosi. Saya kecewa, tapi saya yakin badai pasti berlalu. Saya tidak punya kuasa, kekuatan saya hanya doa.
Saya berfikir kembali, itulah cara Allah agar saya bisa belajar bagaimana cara belajar memahami sesuatu. Learn how to learn. Untuk belajar sesuatu, saya harus belajar sabar mengulang ulang apa yang saya pelajari. Agak sedikil "mbulet" ya..hehe...

Minggu, 18 Februari 2018

Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

Bismillah
Sudah memasuki pekan ke empat, waktunya NHW#4. Kali ini, saya langsung saja menjawab tugas per pointnya, karena ini sudah memasuki injury time banget..😀

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Untuk jurusan ilmu di Universitas Kehidupan masih tetap sama ingin belajar lebih banyak tentang manajemen emosi, agar saya tidak mudah menularkan emosi negatif ke keluarga dan orang orang disekitar saya.

b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicumemantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Nah ini dia, masih banyak checklist yang terlewatkan. Musuh tebesar adalah rasa malas. Wake up rin, semangat.

c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Renungan dari NHW#3, masih agak bingung dan belum bisa menjelaskan secara spesifik, maksud Allah menciptakab kita di muka bumi. Yang saya tau, saya ingin sekali punya suatu usaha yang sesuai pasion saya. Tapi usaha tersebut, usaha yang tidak hanya menguntungkan diri saya sendiri, tetapi juga bisa menjadi pembuka pintu rejeki orang yang membutuhkan.

Misi Hidup : membantu orang sebanyak mungkin

Bidang : usaha padat karya

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

1. Bunda Sayang : ilmu seputar pengasuhan anak, terutama kesabaran dan ketelatenan dalam menghadapi anak dengan kemauan keras

2. Bunda cekatan : Ilmu mengenai manajemen diri terutama manajemen waktu, dan kedisiplinan

3. Bunda Produktif : Ilmu mengenai menjahit dan memasak

4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang bebagi ilmu mengenai menjahit, memasak. Contohnya memberikan tutorial tutorial melalu blog atau media sosial lainnya

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Ada beberapa checklist yang sudah ada waktu waktubpenerapannya, tapi ada sebagain yang belum. Mari kita perbaiki lagi

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Semangat, lawan rasa malas.

Minggu, 11 Februari 2018

Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

Bismillah..
Sudah memasuki pekan ketiga matrikulasi IIP, dan pastinya kita dapat nice homework setiap minggunya, NHW#3 kali ini membahar mengenai membangun peradaban dari dalam rumah. Yang mana materinya kemarin sangan mengena di hati. Membuat terharu, so romantic and melankolis.
Materi kali ini mengajarkan kita, bagaimana caranya berdamai dengan masa lalu, agar trauma yang kita dapatkan dulu, baik sengaja atau tidak, jangan sampai kita tularkan melalui didikan kita kepada anak anak.
Tugas kali ini dibagi menjadi 3 kategori, untuk pra nikah, nikah, dan single parent. Saya alhamdulillah, termasuk yang kategori nikah. Here we go, penjabaran per point pertanyaan NHW#3.

1. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

Wah, waktu pertama kali baca ini. I ask to my self, should I do this? How blushing I am, when I wrote that love letter . Kita jarang sekali romantis romantisan. Suami selalu bilang, that he's not a romantic person. But he said that, romantisnya dia berbeda, and he will show his romantic with his own way. Bukan dengan rayuan, gombalan atau semacamnya.
I send him a love letter by WhatsApp, karena suami ada diluar kota. And as I predict, responnya amat sangat datar..haha.
Love letternya panjang lebar, dan jawabannya so simple "iya, thanks syg".
Karena kurang puas dengan jawaban di WhatsApp, aku tunggu jawabannya saat suami pulang waktu weekend. And as I predict again, tidak dibahas sama sekali surat cintaku..hehe.
Memang dalam minggu minggu ini, diskusi kita sedang fokus tentang mecari rumah di tempat suami yang baru. Menhubungi banyak developer, menghubungi banya perantara. Semoga dimudahkan dan dilancarkan..aamiin.
Its okey meskipun surat cinta tidak dibalas dengan romantis, tapi mengerahkan segala upaya untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi istri dan anaknya juga salah satu bentuk keromantisan suami.

2. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Anak saya nadifa, perempuan, saat ini usianya 34 bulan. Akhir bulan April besok si cantik akan 3 tahun. Dari nadifa, saya belajar banyak hal. Seiring berjalannya waktu, semakin terlihat potensi dalam dirinya.
* Nadifa termasuk anak yang cepat hafal, atau daya ingatnya tinggi. Tapi dia susah sekali fokus dan tampak tidak memperhatikan saat di beri tahu. Misalnya saat saya ajak menghafal surat surat pendek, dia tidak memperhatikan, tapi someday dia tiba tiba hafal.
* Nadifa suka sekali bercerita, tentang apa saja, tentang teman temannya, tentang apa saja yang dilakukannya hari ini, tentang hal hal yang pernah dialami, yang bahkan udah terjadi lamaa sekali
*Nadifa suka sekali bermain peran, kadang jadi dokter, jadi koki, jadi pedagang, bahkan kadang jadi tukang ojek. Ohh isn't she lovely.

Itu lah potensi potensi yang saya lihat, dan semoga saya dan suami tetap bisa menerapkan pola pengasuhan yang terbaik untuk nadifa.

3. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Saya dibesarkan di keluarga besar, saya anak kedua darintujuh bersaudara. Yang saya ingat, dari kecil saya selalu diajarkan kemandirian, dan juga kerelaan untuk berbagi. Saya orang yang suka mengalah, mungkin karena terbiasa dari kecil saya selalu di suruh untuk mengalah, khususnya kepada adik adik saya. Sempat ada rasa iri, tapi saya selalu berusaha untuk berdamai dengan rasa iri tersebut. Saya rasa hal tersebut adalah potensi dalan diri saya, yang membuat saya ditempatkan dikeluarga ini. Agar saya dan suami bisa saling mengisi, dimana suami dan anak saya adalah tipikal orang dengan kemauan keras, jadi apa jadinya jika antara kita tidak ada yang mau mengalah.
Demikianlah indahnya rencana Allah.

4. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Karena satu dan lain hal, saya masih tinggal bersama orang tua saya, sedangkan suami saya bekerja di luar kota. Tantangan apa yang ada didepan saya, tantangannya adalah bagaimana caranya saling bertoleransi dan menghargai saat hidup bersama sama. Kedua orang tua saya masih bekerja, dirumah ada saya dan adik adik saya yang masih bersekolah. Dalam keseharian, saya yang membantu mengurus kebersihan rumah dan memasak. Mungkin itulah alasannya kenapa saya dihadirkan disini, untuk membantu orang tua.

Demikianlah, semoga dengan memahami potensi potensi dalam diri. Menjadikan keluarga kita lebih baik lagi.

Minggu, 04 Februari 2018

Menjadi Istri dan Ibu Profesional

Bismillah..
Alhamdulillah sudah memasuki pekan kedua bergabung dalam komunitas IIP. Meski belim bisa terlalu aktif mengikuti diskusi, tetapi Insyaallah saya akan berusaha konsisten mengerjakan NHW. Dan ini saja  sudah sangat mendekati due date pengumpulan hikss.
Pekan ini memasuki NHW 2, yang akan membahas mengenai indikator indikator apa saja sih yang saya buat agar saya bisa menjadi istri dan ibu profesional. Indikator ini dibagi menjadi tiga, indikator sebagai individu, sebagai istri dan sebagai anak.
Oh iya sebagai pengingat, kemarin dalam materi NHW 2, disebutakan bahwa kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu:
SPECIFIK (unik/detil)
MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1
bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi
kehidupan sehari-hari)
TIMEBOND (Berikan batas waktu)
Oke, lets try to list it..

Sebagai Individu
*Sholat wajib 5 waktu (setiap harinya)
*Mengaji selepas sholat maghrib, minimal satu lembar (setiap hari)
*Bersedekah dalam bentuk apapun (menyisihkan gaji dari suami tiap bulan)
*Sholat sunnah dhuha dan tahajud (setiap hari)
*Olahraga (minimal 15menit setiap hari)
*Me time dalam berbagai kegiatan, bisa makan makanan kesukaan, ngopi, baca novel hingga nonton movie (maksimal 1 jam setiap hari)
*Menjadi pribadi dengan aura positif sehingga orang orang disekitar kita bahagia
*Disiplin waktu dalam mengerjakan to do list setiap harinya

Sebagai Istri
Ini yang aagak bingung, karena saya dan suami terpisah jarak, dan bertemu saat weekend saja.
*Telfon suami setiap hari untuk saling bertukar kabar dan cerita hari ini
*Mendengar dan berdiskusi tentang pekerjaan suami setiap hari
*Quality time setiap minggu, bisa santai dirumah atau jalan jalan ke tempat yang telah disepakati
*Memasak untuk suami ketika suami dirumah
*Memenuhi kebutuhan biologis suami selama tidak ada halangan
*Mempunyai usaha / bisnis sendiri untuk membantu suami (tahun ini dimulai?
*Sering tersenyum didepan suami, menjadi pribadi yang menyenangkan

✓ Sebagai Ibu
*Menemani anak bermain setiap hari
*Memasak untuk anak setiap hari
*Mengajak anak jalan jalan setiap minggu
*Menyiapkan permainan permainan Montessori untuk anak twice a week
*Memandikan anak setiap hari
*Off gadget ketika bermain dan bersama dengan anak setiap hari
*Pillow talk sebelum tidur, bisa cerita tentang hari ini, cerita dari buku, cerita kegiatan hari ini
*Mengajarkan doa sehari hari untuk anak, setiap satu bulan tambah satu doa baru.

Jumat, 26 Januari 2018

Hidup Untuk Belajar

Bismillah..

"Tidak ada kata selesai untuk belajar, belajar adalah proses yang kita jalani seumur hidup"

Begitulah kiranya pesan yang saya dapat saat mengikuti suatu kajian di masjid. Belajar atau menuntut ilmu, tidaklah sebatas apa yang kita dapat di sekolah, universitas atau majelis majelis ilmu lainnya. Tiga tahun yang lalu, saat saya menikah kemudian hamil, saya berfikir "ahh apa yang perlu aku persiapkan untuk menjadi istri dan ibu, toh sebagian besar  perempuan pasti akan mengalami fase ini, bahkan seorang yang tidak mengenyam pendidikan pun mampu menjadi istri dan ibu"
Namun, seiring berjalannya waktu, saya salah besar. Ketika anak saya lahir, saya mulai keteteran, banyak sekali hal yang membuat hari hari saya berantakan, betapa saya sering emosi kepada orang orang disekitar saya, terutama suami dan anak.
" Ada yang salah dengan diri saya"
Sejak saat itu saya sadar, kurangnya ilmu saya selama ini. Akhirnya saya memutuskan, mencari ilmu sebanyak banyaknya tentang keluarga tentang anak dan laun sebagainya. Kemudian mulai fokus satu ilmu yang ingin saya dalami, yaitu tentang manajemen emosi.
"Kenapa manajemen emosi? "
Emosi seorang ibu, memegang peranan penting dalam sebuah keluarga, khususnya dalam mendidik anak. Saat seorang ibu sudah mengeluarkan emosi negatif, bisa berdampak  buruk pada anak dan keharmonisan keluarga.
Harapan saya, dengan belajar manajemen emosi, saya bisa mengendalikan emosi negatif saya, dan bisa mengubahbemosi negatif saya menjadi emosin positif yang lebih produktif.

" Apa yang harus saya lakukan?"
Sebelum semua dimulai, bekaitan dengan adab menuntut ilmu, hal pertama yang perlu saya benahi. Yaitu niatan kuat dengan hati yang bersih untuk belajar, dan semuanya semata karena Allah. Kedua, mulai membaca, saya mengawalinya dengan mengumpulkan materi materi tentang segalah hal yang berkaitan dengan manajemen emosi, membacanya dan mendiskusikannnya dengan orang terdekat saya, suami. Kemudian mulai bertanya tanya kepada nara sumber.
Saya juga mulai aktif mengikuti kuliah kuliah online atau kuliah whatsapp.
Haraoan saya selanjutnya bisa mengukuti seminar seminar secara langsung, semoga dapat ijin.
Ketiga, bersabar dalam belajar dan memahami setiap materi yang saya baca, serta tidak malu bertanya apabila ada yang tidak saya mengerti.
Lalu langkah selanjutanya adalah pengaplikasian ilmu yang telah saya pelajari, dimulai dari keluarga terlebih dahulu.

Berkaitan tentang ilmu adab dalam menuntut ilmu yang telah saya dapat dari diskusi online di institut ibu profesional,ada beberapa sikap yang perlu saya perbaiki berkaitan dengan proses mencari ilmu tersebut.
Pertama, menghindari sifat suka menunda nunda pekerjaan karena gadget.
Kedua, melawan rasa malas dalam memulai belajar.
Ketiga, menghilangkan rasa sok tau dan lebih rendah hati dalam mencari ilmu.

Semoga apa yang saya harapkan bisa tercapai, dan nantinya saya bisa menjadi ibu profesional.